“Hah, kamu itu nggak romantis.”
Kamu terduduk dengan wajah yang kamu palingkan dariku. Aku
tertawa kecil melihat ekspresi marahmu yang menurutku malah membuat wajahmu
terlihat menggemaskan. Hal kecil, aku yang tertidur pulas tak menghiraukan
telpon darimu.
“Sudahlah, jangan marah. Iya, aku nggak romantis. Kan kamu
katanya yang romantis.”
Aku menahan senyum melihat bibirmu yang manyun. Pasti kamu
akan semakin marah kalau melihatku tersenyum.
“Coba bikinin puisi buat aku.” tantangku
“Aku kan nggak bisa kalau puisi, kamu kan tahu.”
Ganti aku yang diam mendengar penolakanmu. Aku membiarkanmu
sibuk dengan handphonemu. Sesekali kamu melihat ke atas. Aku menebak kamu
memikirkan sesuatu.
Beberapa menit kemudian, kamu mendekat. Ditunjukkan sebuah
note di handphonemu.
“aku adalah aku, tanpamu aku hanyalah
bongkahan kerikil yg tak pelak digubris saat mereka berjalan atau sekedar di
pungut untuk melempar gonggongan anjing. Hingga saat itu tiba, masa dimana hadirmu
datang mengulurkan tanganmu, memilihku dari milyaran kerikil di muka bumi ini..
mengadopsi diriku meletakan posisiku setara diantara bongkahan batu raksasa.”
“Jelek ya ?”
wajahmu penasaran setelah aku selesai membacanya.
Aku tersenyum.
“Tidak ada yang
jelek, selama itu karya sendiri.”
Matamu berbinar,
lengkungan senyum menghias wajahmu. Ahh, melihatmu tersenyum itu kado terindah
untukku.
...bikin senyum-senyum :)
BalasHapussenyum sendirian mas ? -__-a
HapusNice post mbak
BalasHapusterima kasih bapak kunjungannya
HapusIhiiirrr... ;)
BalasHapuspiuuwwiiitt =D
HapusCiye yang di mabuk asmara :) nice post min
BalasHapushahahaha asmara bisa bikin mabuk ya hihihi
Hapusciee cieee banyak banget tuh kadonya.
BalasHapusyukk dipilih dipilih =D
Hapusekhmmm akhh gayanya nieee
BalasHapusterima kasih
Hapusselamat dan sukses ya gan, kadonya banyak sekali tuhhhh
BalasHapusterima kasih
Hapusehem ehem...kadonya boleh buat aku mbak ??
BalasHapusboleh boleh...nanti kasirnya di depan ya =D
Hapus