Mau pergi ke suatu tempat tapi belum pernah ke sana dan tidak tahu jalan menuju ke sana apa yang dilakukan? Kalau jaman sekarang sih enak ada Google Map, bisa pakai GPS juga. Tapi itu sekarang. Cara yang tidak kalah ampuh yang masih lestari dari dulu sampai sekarang adalah bertanya. Sperti kata pepatah "Malu bertanya sesat di jalan".
Sebenarnya tersesat itu justru kenikmatan tersendiri. Kok nikmat? Iya, dengan tersesat kita bisa menemukan hal-hal yang tidak pernah ada dalam rencana kita, atau tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Asalkan jangan tersesat ke jalan buntu aja (kan mau gak mau harus puter balik).
Pengalaman mau ke Ketep Pass. Waktu itu naik motor berdua, sebenarnya pernah sebelumnya ke sana, cuma pertama naik mobil, dan cuma duduk manis aja di dalam sama sekali nggak perhatiin jalan. Harus belok mana, kanan atau kiri, ke timur atau ke barat, selatan atau utara. Dasarnya golongan darah O, selalu bermasalah dengan mata angin (ga ada hubungannya keles).
Jadi waktu itu dari Kulon Progo mau ke Ketep Pass yang ada di bukit Sawangan Magelang dengan pedenya menuju Magelang lewat jalur dalam. Sampailah di Borobudur, dari Borobudur inilah petualangan di mulai.
Jalur pertama adalah keluar dari kawasan Borobudur. Oke. Ternyata harus dua kali tanya. Tanya yang kedua adalah dengan mas-mas di sebuah masjid (sekalian sholat dhuzur). Masnya jelasin, dari masjid itu lurus aja nanti ada pertigaan belok kanan, lurus..belok kiri ada lampu merah belok kanan kiri (dan seterusnya. Jujur di situ saya cuma manggut-manggut aja. Berlagak paham, batin saya, pasti temen saya bisa paham.
Setelahnya saya dan teman meninggalkan masjid. Baru jalan sekitar 100 meter, saya coba tanya ke teman saya,
"mbak kamu dong kan sama penjelasan mas e tadi ?"
"blass..." blaiiikkkk tenan kok. ha njuk piye jal.
Dia malah nambahi, "Pas mas e tadi ngomong aku kaya nggambar peta buta neng pikiranku".
Saya pun cuma tertawa, " Lha yo mik podo ".
Akhirnya dengan berbekal peta buta di kepala kami pun melanjutkan perjalanan. Kenapa ga pake GPS atau google maps? Sinyal di HP terlalu lunglai buat buka google map, sungguh beda dengan sinyal cintaku padamu.
Ehh tapi ternyata bisa sampai di pertigaan dengan GAPURA GEDE.. Artinya sudah sampai di jalan Jogja-Magelang.
Seingetku dari pertigaan itu terus aja ke utara(kalau ngga salah arah). Setelah lewat Pabrik Kertas Blabak masih terus aja. Biar ngga salah lagi, tanyalah lagi di situ sama bapak-bapak tukang parkir. Dan jalan kami benar. Kami hanya perlu jalan terus (kaya Sheila on 7 aja) sekitar dua ratus meter lalu putar balik. Okelah.
Dari situ kami masih harus berjalan jauuuhhhh..ehhh naik motor ding ngga jalan. Melewati jalan aspal yang ya ampuuunnn, sudah macam jalur aborsi. Entah bagaimana kalau kambing atau sapi bunting lewat jalan itu. Siapa yang bakal bantu mereka kalau lairan di jalan.
Setelah sampai tanya sana sini entah sudah berapa kali kami bertanya, akhirnya kami bisa sampai juga di Ketep Pass. Sejuukkkkknyaaaa.....
Di sana selain menikmati pemandangan Puncak Gunung Merapi, juga bisa masuk ke Museum Merapi, banyak foto-foto gunung Merapi dari masa ke masa. Terutama pasca letusan 2010 kemarin. Juga beberapa benda yang terdampak letusan itu. Seperti alat-alat rumah tangga, motor, dan masih banyak lagi.
Ehh di sana juga ada teaternya lho. Jadi kita bisa semacam menonton kaya di bioskop gitu. Filmnya tentu tentang Merapi. Tiketnya juga murah, Tiket masuk ke Ketep Pass nya waktu itu 7000 per orang. itu sudah termasuk masuk ke Museum dan nonton filmnya itu. Filmnya sih diputar setiap satu jam sekali kalau tidak salah. Durasinya tidak lebih dari 30 menit.
Puas keliling-keliling dan foto-foto, kami pun memutuskan untuk pulang. Lha kok pulangnya isik nyasar juga??? Walhasil kami harus seribu kali tanya sana-sini. Dan lagi-lagi peta buta itu harus kami gambar lagi di kepala kami.
Sampai dengan bahagia sentosa di rumah hampir jam 8 malam. Padahal dari Ketep jam 3 sore. Ohemmjiihhhh.... Magelang-Kulon Progo kok hampir 5 jam ki kepiye jal ?
Perjalanan yang sungguh memorable bingit
Dan kami pun harus sedikit lancang untuk mengubah sedikit pepatah lama di atas menjadi "Malu bertanya sesat di jalan, banyak bertanya masih tersesat juga itu sungguh TER-LA-LU. "
Intinya sih cuma mau bilang, jangan takut tersesat selama masih ada orang yang bisa ditanya. ^^
Jadi kamu mau nggak NANYAAN? #ehh
Hahaha ada becandaan soal singkatan GPS = Gunakan Penduduk Sekitar. Yah samalah, aku juga cuma manggut-manggut kalo diterangin "belok sana, lurus, belok kiri sampe mentok... dst" padahal golongan darah A kan pastinya perfeksionis ;)
BalasHapusHahahahha...bisa ..bisa..tuh mas Ryan, dan lebih akurat kayaknya GPS nya..
HapusKesasar itu ada untungnya juga lho....kita jadi lebih paham jalan. Tapi kalau banyan nanya masih kesasar juga itu bukan terlalu tapi memalukan....wkwkwk
BalasHapuswkwkwkkwkwk.....kan ga kenal ini bu'e sama yang ditanya2..jadi ga perlu malu lah...yang penting nyampe
HapusNyari alamat memang seru. Asal jangan kebanyakan nanya, nanti malu2in
BalasHapushahahha...kalau ga ketemu2 juga gimana dong pak..hihi
HapusCeritamu iki, ternyata tak kalah seru dengan cerita2 fiksimu... sampeyan orang Kalibawang pho Mba? mau ke keteb kok lewat Borobudur?
BalasHapusaku wates mas...sakjane ki ya sebelumnya ki dolan ke Ancol dulu..terus mau ke ketep...jadilah lewat borobudur wkwkwkwkwkk
Hapus