ilustrasi : firework
Kalender di bilik rumahku besok
sudah harus diganti.
“Besok emak berangkat lebih
awal?”
“Iya, kaya biasanya. Kamu jaga
rumah ya.”
Emak baru pulang
pukul lima lebih dua puluh menit. Setengah jam yang lalu. Duduk selonjor di
depan tivi sambil memijit kedua kakinya. Sementara aku sibuk di dapur, memasak air guna emak mandi karena cuaca di
luar sedang hujan.
Aku duduk di depan rumah, depan
rumahku masih berupa tanah kosong, kata emak tanah ini milik pak Haji yang tinggal
di rumah dengan dua lantai di ujung gang
depan. Dari sini aku bisa melihat lampu sorot, ada yang berwarna kemerahan dan
kebiruan. Bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Menyorot langit kota malam ini. Hujan sudah reda dua
puluh menit yang lalu. Pasti sudah banyak orang berkumpul di sana. Di mana
orang akan bersuka cita sampai tengah malam nanti.
Tepat pukul dua belas, suara
ledakan demi ledakan di langit memenuhi malam. Aku masih duduk di depan rumah.
Melihat kembang api bermacam warna menghujam langit. Hanya lima menit aku
melihatnya.
“Kegembiraan kalian membuat
emakku harus berangkat lebih pagi untuk menyapu sampah yang kalian tinggalkan.”
gumamku
Aku masuk dan mengunci pintu rumah.
*Note : Cermin ini pernah diikutkan dalam event Tahun Baru Fiksiana Community dan Gaganawati Stegman
Apik..
BalasHapussuwun Tant...hehhee
HapusDan menaaaaaaaaang, syelamaaaaattt :D
BalasHapusprok prok prok :D
HapusOoh....
BalasHapusKasihan emak ya.
hiks...iya pak..kasihan :(
Hapus