Jumat, 27 Februari 2015

Cerita Sederhana Untukmu

Selamat pagi untuk kau yang berhasil membuatku merasakan kembali cinta, mau kah kau membaca ceritaku ini, sebentar saja ?



Pagi ini cuaca cerah sekali, langit membiru diselingi gumpalan-gumpalan awan putih. Awal yang indah untuk mewujudkan mimpi-mimpi semalam. Perkenalan kita memang belum lama dan awalnya aku berpikir semua akan menjadi biasa saja. Hingga aku merasa sesuatu ada yang tidak beres dalam diriku, sesuatu yang “salah”, tapi aku justru menyukainya. Lalu masihkah kau ingin tahu cerita ku ini?


Apa yang ku tahu tentang mu memang masih dangkal tapi sejak saat itu kau mengubah sedikit ritme hariku

Sedikit aneh memang, kau datang tiba-tiba. Lalu kau mulai mengambil bagian dari waktuku, sedikit memang. Dan yang lebih anehnya aku justru terbiasa dengan itu. Sebenarnya ini rahasiaku saja, kau tahu? Aku menjadi lebih bersemangat untuk menyambut pagi. Menanti hari berganti. Kenapa? Ada semangat yang kau bagi di sana, setiap pagi.

Selain mengambil waktu ku, harus aku akui ada hal lain : Kau mulai mencuri perhatianku


ilustrasi : bangkutaman

Aku tergolong orang yang sering tak acuh dengan orang lain. Hanya hal-hal tertentu yang mampu menarik perhatianku. Itulah kenapa terkadang aku tidak tahu hal apa yang sedang update sekarang. Kuper. Mungkin banyak yang akan bilang seperti itu. Ada pula yang bilang antisosial. Mungkin mereka benar, tapi itu karena aku tidak mudah untuk beradaptasi dengan hal baru, orang baru, lingkungan baru. Aku tak jarang asik dengan zonaku sendiri.
Hal ini berbeda ketika kau datang. Ada semacam gaya yang membuatku untuk selalu menoleh ke arah mu. Mencari tahu dan mengenal mu lebih jauh. Sedikit memang yang akhirnya berhasil aku kulik. Sebenarnya jika diminta memilih untuk hal-hal yang aku ingin aku tahu darimu, antara mencari tahu sendiri atau mendengar langsung darimu, maka aku lebih memilih mendengar langsung dari mu. Malas mencari tahu? Bukan, menurutku ketika seseorang menceritakan tentang dirinya sendiri padamu maka orang itu sudah tentu percaya dan nyaman padamu. Tidak apa. Mungkin ini hanya masalah waktu saja. Hal kecil tentangmu kini mencuri perhatianku. See ? Kau mampu membalik keadaan.



Kau mulai mengambil space di tempat yang sementara ini aku simpan rapat


Terserah jika ada yang bilang aku antisosial tapi aku tidak anti dengan cinta. Kenangan masa lalu yang tidak menyenangkan membuatku untuk menyimpan rapat bagian dariku – hatiku. Kenangan yang membuatku harus sedikit demi sedikit memungut remahannya agar aku tetap mampu tersenyum. Menutupi ketidak kuasanya aku menghadapi itu dengan menumpahkan semua lewat deretan kata.
Menahanku untuk menganggap ada apa yang aku rasakan sekarang. Awalnya aku sanggup dan percaya diri bahwa usahaku pasti membuahkan hasil. Akan tetapi, akhir-akhir ini usahaku gagal, kau tetap saja mampu menerobos benteng yang memang aku buat sedemikian tebal dan tinggi. Bukan apa-apa, trauma akan sesuatu, bukankah itu manusiawi? Terlebih aku belum terlalu mengenalmu.

Perasaan akan pantas untuk dicinta



 Ilustrasi : hati

Pernah aku menganggap bahwa cinta itu adalah sesuatu yang rumit. Apalagi setelah melewati kenangan tak mengenakkan itu. Pandanganku terhadap cinta semakin rumit.
Setelahnya aku bertemu denganmu, dan ternyata jatuh cinta tidaklah serumit yang aku pikir selama ini. Berawal dari hal yang sama-sama kita suka, menemukan beberapa kesamaan yang ada pada diri kita. Apakah hanya soal persamaan? Bukankah cinta itu karena ada perbedaan? Tentu saja, dari perbedaan itulah justru aku banyak belajar hal lain, yang awalnya jauh dari perhatianku.
Cinta itu ternyata sederhana. Sesederhana perhatianmu padaku tapi berdampak yang jauh dari kata sederhana. Dari perhatian mu lah aku merasakan kembali rasa itu. Rasa bahwa kehadiranku setidaknya kau anggap. Terlepas entah itu seperti apa pengaruhnya untuk mu.


Hanya sebuah lakon yang mengikuti Sutradara


ilustrasi : sutradara

Jatuh cinta padamu bukanlah hal yang aku sengaja. Bukan pula sesuatu yang aku paksakan untuk terjadi. Ini mengalir begitu saja, bahkan jika kau tanya sejak kapan perasaan ini muncul, aku sendiri tidak mampu untuk memastikannya.
Seperti yang kita tahu bahwa kita bak actor dalam sebuah pertunjukkan. Pertunjukkan yang berjudul “kehidupan”. Sutradaralah yang memegang semua kendali. Tidak terkecuali perasaan ini.

Aku bahagia dengan keberadaan mu, yang entah bagaimana dengan sebaliknya.
Aku yang bertahan dibalik tembok tebal nyatanya mampu kau robohkan. Tentu itu menimbulkan bermacam pertanyaan. Ingin ku tanyakan, tapi terlalu banyak rasanya.

Apakah ada rasa yang sama yang IA titipkan juga padamu? Apakah terlintas namaku di setiap harimu? Apa aku mampu menarik perhatianmu seperti kau menarik perhatianku ? Dan tentu masih banyak lagi.


Pertanyaan akan sebuah akhir dari cerita 



ilustrasi : doa


Dan akhirnya aku hanya mampu menderetkan pertanyaan demi pertanyaan itu dalam doaku. Mengharap IA menitipkan rasa yang sama padamu. Menyelipkan namamu diantaranya. Jika memang kau adalah “hadiah” yang IA berikan untukku, tentu aku akan menyambutmu dengan sukacita, suatu saat nanti.

Apa kau membaca tulisan ini?














6 komentar:

  1. UHUUUKKKK.. AW..AWWW..
    *duh maap capslock error* wkwkwk.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. apotek belum buka ya Neng??

      saatnya CAPSLOCKmu di LEMBIRU wkwkwkkwkw

      Hapus
    2. asyik kaya di Tasik santai kaya di pantai ya Oom :D

      Hapus
  2. sekali lagi, suka sama foto yang paling atas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekali lagi juga...makasih mas..itu hasil jepret sendiri ^^

      Hapus